Deskripsi Singkat
Pada bagian
ini akan dijelaskan tentang metode penanaman bibit, mesin dan peralatan penanam
bibit, cara kerja mesin penanam bibit serta evaluasi kinerja mesin penanam
bibit.
Relevansi
Pemahaman
tentang transplanter sangat penting dalam pengelolaan pertanian modern.
Dengan mengeta-hui bagian mesin dan cara kerja serta kinerja,
pengelolanya akan dapat merencanakan dan mengatur penggu-naan transplanter
dengan efisien dan ekonomis. Dengan demikian akan mendukung proses
budidaya keselu-ruhan secara mekanis
Tujuan Instruksional Khusus
Siswa dapat menjelaskan bagian alat dan mesin, cara kerja,
kinerja dan menguraikan prinsip-prinsip mekanika dari mesin penanam bibit
- Mesin Tanam Bibit Padi (Rice transplanter)
- Mesin Tanam Bibit Sayuran
- Mesin Tanam Umbi-umbian
- Mesin Tanam Stek
Mesin
Tanam Bibit Padi (Rice transplanter)
1. Jenis mesin tanam bibit padi
2. Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin tanam bibit padi dari Jepang
2.2. Mesin tanam bibi padi dari China
2.3. Mesin tanam bibit padi dari
IRRI
1. Jenis
mesin tanam bibit padi
Secara
umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai
di lahan (washed root seedling).
Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara
tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil
bibit cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus
disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total
dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak
persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan
hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara
ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani
tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit dan dapat
diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih
cepat, akurat dan stabil.
Bila
dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis
mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam
yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau
enjin sendiri. Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa
produksi China adalah tipe manual. Semua jenis mesin
produksi Jepang dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga
sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor,
sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang
dipergunakan.
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi
yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan
papan pengapung (Gambar 1).

Gambar 1. Gerak naik dan turun roda sesuai dengan
kekerasan tanah
Jenis mesin yang manapun
dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus
rata, demikian juga kekerasan tanah juga harus sama,
karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi.� Jika tidak, akan banyak terjadi
kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyulaman secara manual.
2.
Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
2.1. Mesin
tanam bibit padi dari Jepang
Sekarang ini, semua jenis mesin
tanam bibit padi di Jepang adalah berpenggerak sendiri (self-propulsion type), dioperasikan dengan cara dituntun (walking type) atau dikendarai (riding type) ( Lihat
Gambar 2 sampai 4). Jenis mesin yang dituntun umumnya memiliki alur tanam 2
hingga 6 alur, sedangkan tipe yang dikendarai memiliki 4 hingga 12 alur tanam
dalam sekali lintasan penanaman. Jarak antar alur tanam
dibuat tetap yaitu 30 cm, dan jarak antar bibit dalam alur dapat disesuaikan
antara 11 hingga 18 cm. Bibit yang umum dipergunakan
memiliki tinggi/panjang 10 hingga 30 cm, memiliki 2 hingga 5 daun. Jumlah bibit yang ditancapkan pada setiap titik adalah 3 hingga 5
bibit.
Kecepatan
penanaman adalah sekitar 200 titik (hill)
per menit per alur. Bila sebuah mesin dapat menanam dalam empat alur, dengan
jalar antar alur 40 cm dan jarak antar titik tanam 16 cm, maka akan dibutuhkan waktu tanam selama 4 jam untuk setiap
hektar. Dalam kenyataan, waktu juga dibutuhkan untuk berbelok, menambah bibit, dll., maka waktu yang digunakan untuk menanam adalah hanya
sekitar 60 hingga 80%. Atau dengan kata lain, kapasitas tanam menjadi 5 hingga
7 jam per ha. Kegagalan penancapan bibit (missing hill) sekitar 1%, dalam bentuk
rusak tercabik, terbenam atau mengapung.
Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih
dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini
disemai di dalam ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar
matahari selama dua hari hingg berwarna hijau merata. Setelah
itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang diinginkan. Di
pusat pembibitan padi di Jepang, bibit untuk lahan seluas 50 samapi 200 ha
(sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di dalamnya
juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih, pencampuran pupuk, pengepakan
media tanam/tanah ke kotak semai bibit, kendali suhu, penyemprotan, dll. (Gambar
10.5)

Gambar 2. Bagian utama dari mesin tanam bibit tipe dorong (Iseki)

Gambar 3. Mesin
tanam bibit padi tipe kemudi (Jepang)

Gambar 4. Wadah untuk meletakkan
bibit pada mesin dan planting fingers
2.2. Mesin
tanam bibit padi dari China
Di
China, terdapat mesin tanam bibit padi jenis manual dan berpenggerak sendiri. Untuk
jenis yang dikendarai, memiliki tiga roda, dan dikemudikan melalui roda depan,
juga dilengkapi dengan papan apung di bagian belakang. Mesin
ini dioperasikan oleh tiga orang, seorang sebagai pengemudi, dua orang di
belakang melakukan pengumpanan bibit ke kotak bibit. Tersedia
dalam 12, 14 dan 18 alur tanam. (Lihat Gambar 6)
2.3. Mesin tanam bibit padi dari IRRI
Mesin atau alat ini dioperasikan secara manual, ditarik diatas
papan luncur, dengan 5 alur tanam. Dengan cara
menarik stang kendali, mekanisme pengumpanan bibit dan penanaman juga sekaligus
dioperasikan. Operator bergerak mundur sambil
mengerak-gerakkan stang kendali. Bila terjadi kegagalan penancapan
bibit, mekanisme penanaman dapat dioperasikan ulang pada lokasi yang sama. (Gambar 7)


Gambar 6. Mesin tanam
bibit tipe kemudi dari China

Gambar 7.
Alat tanam bibit dari IRRI
PENUTUP
Latihan atau Test Formatif
1. Sebutkan
dan jelaskan jenis-jenis mesin bibit tanam padi.
2. Apakah
mesin tanam bibit padi sudah digunakan di Indonesia secara luas? Jelaskan
alasan anda!
3. Sebutkan
dan jelaskan kompone-komponen utama dari sebuah transplater padi!
4. Kemukakan
dengan bebas ide orisinal anda berkaitan dengan:
a. Manfaat
transplanter padi bagi pertanian Indonesia
b. Penggunaan
transplanter padi di Indonesia
c. Pengembangan
transplanter padi di Indonesia
d. Peranan
IPB khususnya Departemen TEP dalam pengembangan dan penerapan transplanter
padi.
Umpan Balik
Pada
bagian ini siswa ditugaskan untuk membuat tulisan ilmiah sederhana dengan topik
yang berganti-ganti sesuai dengan minat. Paper tersebut dikumpulkan dalam
bentuk soft copy ke dosen sebelum dipresentasikan (dengan LCD Proyektor) di
depan kelas di depan seluruh siswa peserta Kuliah TMBP.
1.
Siswa
mengamati lingkungan pertanian di sekitar tempat tinggalnya, terutama daerah
asal siswa dan sekitarnya. Siswa wajib mengenali cara menanam bibit padi,
mandaftar masalah-masalah utama yang dialami oleh petani berkaitan dengan
menanam bibit padi di sawah. Selanjutnya siswa mengamati alat atau mesin
yang digunakan untuk menanam bibit padi.
2.
Siswa
membaca literatur, laporan-laporan pada Departemen dan Dinas-dinas Pertanian,
Laporan BPS, Perindustrian, jurnal penelitian dan lain sebagainya untuk
mengumpulkan data sebaran mesin tanam bibit padi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar