Dalam kondisi keterbatasan biaya
dan tenaga kerja, pengenalan serta penggunaan alat dan mesin pertanian memegang
peranan penting. Efisiensi dapat dicapai apabila terjadi penurunan atau
penghematan biaya produksi dan peningkatan pendapatan petani. Biaya terbesar
dalam usahatani jagung dan kedelai misalnya, terletak pada komponen tenaga
kerja, masing-masing 53% untuk jagung dan 57 % untuk kedelai, dari total biaya
produksi usahatani. Di sisi lain, usahatani yang dilakukan secara manual
memerlukan waktu lebih lama dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi (mahal).
![]() |
Untuk penanaman benih secara manual
misalnya dibutuhkan sekitar 52 jam/ha, sedangkan bila menggunakan mesin
penanam benih yang ditarik traktor roda dua hanya dibutuhkan waktu 6 jam/ha.
Balai Besar Pengembangan Alat dan mesin Pertanian telah merancang prototype alat mesin (alsin) penanam benih dan pemupuk untuk tanaman jagung dan kedelai. Kapasitas kerja mesin ini adalah 1,05 jam/ha. Biaya operasional mesin ini adalah Rp. 117.000/ha. Alsin tanam skala besar yang diimpor hara dan biayanya cukup mahal. |
Alat penanam
(seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan
jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat
penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat
digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
o Broadcasting (benih disebar pada
permukaan tanah)
o Drill seedling (benih dijatuhkan
secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur sehingga
diperoleh jalur tanaman tertentu)
o Pesicion drilling (benih ditanam secara
tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
o Hill dropping (kelompok benih
dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur)
o Chezktow planting (benih diletakkan
pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua arah yang
sama)
Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat
penanam yaitu : ukuran, bentuk, keseragaman bentuk dan ukuran, density per
satuan volume, dan ketahanan terhadap tekanan pad agesekan. Mesin penanam
(seeder) mempunyai 4 komponen (alat) utama yaitu : seed matering devices,
tabung penyalur, furrow opener dan alat penutup alur.
Seeding matering devices yaitu alat untuk membagi
benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh
pertumbuhan tanaman. Terdapat
bervariasi bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang
dikehendaki.
Tabung
penyalur, alat ini berfungsi untuk menyaluirkan benih ke dalam alur yang dibuat
oleh furrow opener. Bentuk, panjang dan kesaran alat mempengaruhi pengaliran
benih.
Alat
pembuat alur (furrow opener). Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan suatu kedalaman tertentu.
Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, dan temperatur
tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan permukaan tanah atau jenis tanah,
vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan. Hal ini erat hubungannya dengan penetrasi, pemotongan
oleh alat dan bentuk alur.
Alat
penutup alur. Alat ini berfungsi untuk menutupi benih yang sudah berada dalam
tanah yang lembab. Dalam penutup ini diharapkan tanah yang menutupi dalam
keadaan yang cukup baik untuk dapat ditempus oleh tanaman.
Penyetelan
Penyetelan ini berfungsi untuk mengatur seeder sehingga diperoleh penebaran benih dengan jumlah dan jarak (lebar alur) yang diharapkan kecuali pola penebaran broadcasting.
Penyetelan ini berfungsi untuk mengatur seeder sehingga diperoleh penebaran benih dengan jumlah dan jarak (lebar alur) yang diharapkan kecuali pola penebaran broadcasting.
Kebutuhan benih
Untuk suatu jenis tanaman erat hubungannya antara
jarak tanam atau jumlah populasi per satuan luas dengan hasil yang akan
diperoleh (pada suatu tingkat kesuburan dan penyediaan air tertentu). Untuk itu
harus diperhitungkan jumlah benih yang optimum dan kemungkinan pengolahan lain
sesudah tanam dan panen. Hal ini ada hubungannya dengan jenis dan penggunaan
peralatan yang dipakai selama budidaya tanaman. Kebutuhan benih per hektar
dapat dihitung dengan mempertimbangkan jumlah populasi tanaman per hektar dan
faktor kualitas benih.
N = (100 AQ)/X dimana N adalah jumlah benih per
hektar (Kg), A adalah jumlah populasi tanaman per hektar (dalam jutaan) serta X
merupakan faktor kualitas benih (%).
Penyetelan
pembuat alur (furrow opener)
Penyetelan ini bertujuan untuk menyesuaikan alat
dengan jarak alur tanaman yang dikehendaki. Dalam hal ini kita bisa mengatur
jarak antar furrow opener dengan mengubah posisi batang penempatan.
Pengaturan marker /penanda
Pengaturan ini bertujuan untuk menyeragamkan jarak
antar tanaman sehingga antar tanaman pertama dan berikutnya tidak terjadi
overlapping atau tidak terlalu jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar